National AIDS Spending Assessment (NASA): Strategi dan Pemanfaatan Dalam Pembiayaan Program HIV
Bangkok, 6 Maret, – Jaringan Indonesia Positif (JIP) berkesempatan mengikuti Regional Workshop on Resource Tracking for HIV and National AIDS Spending Assessment (NASA) in Asia Pasific pada 4 – 6 Maret 2024 di Bangkok. Hadir juga delegasi dari Kementerian Kesehatan RI, Adinkes, dan UNAIDS Indonesia. Workshop yang digelar selama 3 hari itu menjelaskan pentingnya pelacakan pengeluaran dalam pembiayaan program HIV nasional di suatu negara, “Salah satunya sebagai bukti pengeluaran untuk program dan infeksi baru pada populasi kunci di Asia Pasifik, pelacakan pengeluaran semakin penting untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan di suatu negara.” –Eamon Murphu, Regional Director of Asia Pasific and Eastern Europe and Central Asia UNAIDS yang hadir saat itu.
Selain itu, National AIDS Spending Assessment (NASA) juga harus dapat dijadikan alat advokasi berbasis bukti namun “Pertanyaan sebenarnya adalah apakah upaya advokasi tersebut harus bersifat top down atau bottom up.” Ungkap delegasi Kamboja dalam diskusi pemanfaatan NASA. Namun demikian, penyusunan policy brief dapat menjadi alat lainnya dalam membantu proses advokasi berbasis bukti dari implementasi NASA” delegasi Mongolia menambahkan usulan lainnya.
Pemanfaatan National AIDS Spending Assessment (NASA) sebagai alat lacak sumber pendanaan HIV nasional maupun internasional telah digunakan Indonesia sejak tahun 2021. Delegasi Indonesia mengambil kesempatan mendapatkan asistensi langsung untuk mengetahui penggunaan tools dan struktur data NASA. Sayangnya, Pemanfaatan NASA belum dapat melihat secara cepat proporsi pengeluaran sesuai target 95-95-95. Harapannya ini juga dapat melihat sejauh mana ketepatan dan proporsi pengeluaran dari masing – masing target menuju Ending AIDS 2030. Namun, Deepak Mattur, Regional Advisor of Equitable Financing UNAIDS menyampaikan, “tidak ada proporsi yang tepat”, alokasi pendanaan tergantung pada respons masing – masing negara.