Sejak terobosan teknologi terapi antiretroviral (ARV) secara global, harapan hidup orang dengan HIV mengalami peningkatan. Namun karena masih baru, masih banyak yang belum diketahui soal bagaimana konsekuensi sosial dan kesehatan pada proses menua dengan HIV.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi pembuat kebijakan, profesional medis, dan mereka yang terdampak langsung. (Rosenfeld et al. 2014) Riset di berbagai negara menunjukkan bahwa meskipun terapi ARV memberi peluang bagi orang dengan HIV untuk hidup lebih lama, ia tidak memberikan solusi bagi beban stigma yang masih banyak dialami para orang dengan HIV. Alih-alih, beban ini termanifestasikan melalui serangkaian stressor psikososial, termasuk di antaranya rasa takut terisolasi, minimnya dukungan keluarga dan komunitas, hilangnya mata pencaharian dan penurunan kualitas hidup secara umum.
Di Indonesia sendiri memiliki laju perkembangan epidemi HIV yang tercepat di Asia Tenggara, namun pada saat yang bersamaan juga dengan serapan perawatan dan pengobatan termasuk rendah. Indonesia menjadi lapangan studi yang penting untuk memahami bagaimana rentang hidup yang lebih panjang untuk orang dengan HIV juga menimbulkan tantangan dan respon sosial yang kompleks dan beragam, terutama dalam upaya penyediaan dukungan dan perawatan.
Berikut video animasi gambaran hasil studi menua dengan HIV di Indonesia.
View this post on Instagram