FAQ

HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. HIV adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan manusia (terutama sel T dan makrofag positif CD4 — komponen kunci dari sistem kekebalan seluler) dan menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksi virus ini menyebabkan penipisan sistem kekebalan secara progresif, yang menyebabkan defisiensi imun.

Sistem kekebalan dianggap kurang ketika tidak dapat lagi memenuhi perannya untuk melawan infeksi dan penyakit. Orang dengan defisiensi imun jauh lebih rentan terhadap berbagai macam infeksi dan kanker, yang sebagian besar jarang terjadi pada orang yang tidak mengalami defisiensi imun.

Penyakit yang berhubungan dengan imunodefisiensi parah dikenal sebagai infeksi oportunistik karena memanfaatkan sistem kekebalan yang lemah yang seringkali terjadi saat kekebalan tubuh (cd4) kurang dari 200 sel/mm

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau sindrom kerusakan kekebalan tubuh dimana kondisi  menggambarkan adanya kumpulan (atau beberapa) gejala dan infeksi yang terkait dengan defisiensi sistem imun yang didapat. Infeksi HIV telah ditetapkan sebagai penyebab AIDS. Tingkat imunodefisiensi atau munculnya infeksi tertentu digunakan sebagai indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS terutama saat sistem kekebalan tubuh (cd4) kurang dari 200 sel/mm.

HIV ditularkan melalui hubungan seks penetrasi (anal atau vagina) yang tidak aman (tanpa kondom) dengan orang yang tidak diketahui status HIV-nya atau orang dengan HIV dengan viral load tinggi, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi di tempat perawatan kesehatan dan pemakaian narkoba dengan metode jarum suntik yang tidak steril secara bergantian, dan antara ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan dan menyusui dari ibu positif HIV yang memiliki viral load tinggi (belum tersupresi).

Penularan HIV secara seksual dapat dicegah dengan:

• Hubungan monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi.
• Seks non-penetrasi.
• Penggunaan kondom pria atau wanita secara konsisten dan benar
• Hubungan seks ketika salah satu dari mereka hidup dengan HIV dan dalam terapi antiretroviral dan memiliki viral load tidak terdeteksi (tersupresi <200 copies)
• Penggunaan PrEP pada orang yang tidak terinfeksi HIV.
• Sunat Pria Sukarela Secara Medis mengurangi kemungkinan pria tertular HIV dari wanita.

Cara tambahan untuk menghindari infeksi:

Jika Anda pengguna narkoba suntik, selalu gunakan jarum suntik baru yang sekali pakai atau jarum suntik yang telah disterilkan dengan benar sebelum digunakan kembali atau pilih tindakan pencegahan lain seperti terapi Substitusi Opioid.

Untuk perempuan dengan HIV yang merencanakan kehamilan dapat mencegah penularan kebayi dengan menjaga viral load tersupresi

Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral (ARV). ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat melambatkan dan menekan pertumbuhan virus hingga mencegah orang dengan HIV masuk fase AIDS

Memang dibutuhkan niat dan komitmen yang besar dari pasien. Sebab, ARV itu harus diminum seumur hidup setiap hari. Jika putus minum obat di tengah jalan atau sering terlupa atau terlewat dosis setelah beberapa waktu, dikuatirkan akan terjadi resistensi atau kebal obat pada pasien sehingga ARV tidak lagi efektif dalam menekan HIV

Viral load menunjukkan jumlah HIV dalam cairan tubuh. Tes Viral Load dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah. Metode PCR (polymerase chain reaction) memakai suatu enzim untuk menggandakan HIV dalam contoh darah untuk menindai keberadaan HIV dalam jumlah tertentu dalam mm darah.

CD4 (kluster diferensiasi 4) adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit dan berfungsi melawan infeksi yang menyerang tubuh

Berhubungan seks dengan seseorang yang hidup dengan HIV aman jika virus orang tersebut sudah tidak terdeteksi (atau tersupresi kurang dari 200 copies) dengan pengobatan terapi Antiretroviral. Seks juga aman jika kondom digunakan dengan benar atau jika Anda menggunakan PrEP sesuai dengan rekomendasi dokter.

Jika terapi antiretroviral efektif dan virus sepenuhnya ditekan, Anda tidak dapat menularkan HIV kepada orang lain secara sexual. Untuk alasan ini, pemantauan viral load secara rutin direkomendasikan sebagai bagian dari perawatan berkelanjutan untuk orang yang hidup dengan HIV.